Minggu, 15 Februari 2015



Yandi Bicara Tentang Pentingnya Bahasa

 

Sudah menjadi hal yang wajar ketika sebuah tim memboyong legiun asing guna mengisi komposisi skuatnya. Termasuk bagi klub-klub yang berlaga di Indonesia Super League. Namun kendala bahasa kerap menjadi permasalahan terutama bagi pemain yang baru pertama kali mencicipi sepakbola tanah air. Seperti yang terjadi kepada beberapa pemain seleksi yang mencoba peruntungan bermain untuk Persib di musim ini.
Bagi beberapa pemain seleksi seperti Nicolas Vigneri, Robson da Silva dan Kim Shin Young, mereka tidak bisa berbahasa Inggris sehingga cukup kesulitan untuk berbincang dengan pemain lain. Meski begitu bagi pemain Persib, Yandi Sofyan dia menilai kendala bahasa tidak terlalu menjadi masalah di dalam lapangan. Karena istilah sepakbola pasti sudah dikenal oleh setiap pemain.

“Kalau bahasa sepakbola itu kan bahasa universal. Jadi ga akan terlalu jadi masalah sih menurut Yandi. Kalau pemain yang ga ngerti cukup dicontohin juga akan negerti. Bahasa sepakbola sih universal, mendunia,” ungkap Yandi saat diwawancara di Mess Persib, Sabtu (14/2).
Namun Yandi mengatakan untuk interaksi di luar lapangan, bahasa bisa menjadi aspek penunjang dalam melakukan adaptasi. Pemain berusia 22 tahun itu memang kerap malang melintang di kompetisi luar negeri. Tumbuh bersama timnas SAD yang melakukan pemusatan latihan di Uruguay, Yandi juga pernah bermain CS Vise di Belgia dan terakhir berkostum Brisbane Roar dari Australia. Untuk itu adik dari Zaenal Arif itu mengikuti kursus guna mengejar kekurangannya dalam berbahasa.
“Waktu di Belgia juga disana butuh komunikasi terutama kalau di luar lapangan. Makannya Yandi dulu ambil les seminggu 2 sampai 3 kali. Jadi ga terlalu buta banget. Tapi kalau di dalam lapangan sih sepakbola bahasanya itu-itu aja,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar